ODCnews.com
Surabaya- Musyawarah (Munas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Ke-VII Tahun 2025 di gelar di Kota Surabaya, kegiatan yang berlangsung tanggal 6-10 Mei ini di ikuti 98 Kota di Indonesia, mengambil tema Dari APEKSI Untuk Negeri di buka oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Republik Indonesia, Bima Arya Sugiarto.
Dalam kegiatan yang belangsung Grand City Mall Surabaya, untuk Kota Manado di hadiri langsung oleh Walikota Manado Andrei Amgouw (AA) didampingi istri tercinta yang juga ketua TP PKK Kota Manado Irene Angouw Pinontoan.
Acara di awali dengan menyanyikan lagu Indonesia raya dan dilanjutkan dengan menyanyi Mars APEKSI.
Tujuan dilaksanakannya MUNAS VII APEKSI 2025 ini adalah untuk berdiskusi dan berkolaborasi dalam pengembangan perkotaan, dan mendorong kemajuan serta kerjasama antar daerah.
Hadir pula Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Walikota Surabaya Eri Cahyadi, Ketua Dewan Pengurus APEKSI sekaligus Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Dardak, Direktur Eksekutif APEKSI, Alwis Rustam.
Ketua Dewan APEKSI Eri Cahyadi menyampaikan rasa syukur atas kelancaran pelaksanaan Munas VII di Kota Surabaya. Baginya, APEKSI adalah rumah seluruh kota yang ada di Indonesia. “Maka ketika ada yang mengatakan rumahku adalah surgaku, maka APEKSI ini harus kita jadikan surga seluruh wali kota yang ada Indonesia,” ujarnya.
Menurut dia, semangat kebersamaan dalam APEKSI, harus menjadi landasan utama dalam mendorong pemerataan pembangunan antar kota. Nah, ketika APEKSI menjadi rumah bagi seluruh kota, maka tidak ada yang lebih baik di antara yang lainnya.
“Selalu saya katakan APEKSI ini gagal ketika ada kota yang terlalu maju, tapi ada kota yang tertinggal karena kota yang maju tadi. Tapi bagaimana kita menjadi keluarga, ketika kita satukan semuanya menjadi satu kekuatan, yang akhirnya tidak ada kesenjangan yangng jauh antara satu kota dengan kota yang lainnya,” tutur Cak Eri sapaan lekat Wali Kota Surabaya.
Dalam kesempatan ini, Cak Eri juga menekankan pentingnya penyelarasan antara visi dan misi kota dengan visi misi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Karenanya, salah satu tujuan utama dari Munas VII APEKSI 2025 adalah bagaimana menyelaraskan program antara pemerintah kota dengan pusat.
Di waktu yang sama, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menyampaikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah provinsi dan pemerintah kota. Menurutnya, wali kota adalah mitra strategis pemerintah provinsi.
“Ini sebabnya berbagai kebijakan yang diambil oleh Gubernur prinsip kami adalah kolaboratif, bukan instruktif terhadap bupati dan wali kota. Kita berjalan bersama-sama, setiap daerah punya kekhasan dan kekhususannya masing-masing. Mari kita bersama-sama mewujudkan cita-cita Pak Presiden dan Pak Wakil Presiden untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ajaknya.
Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menilai bahwa penyelenggaraan Munas VII APEKSI 2025 menjadi ruang sinkronisasi antara program daerah dan pusat.
Dalam sambutannya, Wamendagri menekankan bahwa menjadi seorang wali kota bukanlah tentang ketenaran, popularitas, atau kekuasaan, melainkan tentang pengabdian yang tulus kepada masyarakat. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Surabaya sebagai kota dengan kapasitas fiskal terkuat di Indonesia, dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp 8 triliun.
“Ada sepuluh kota dengan kapasitas fiskal yang kuat, yaitu Surabaya, Semarang, Bekasi, Tangerang Selatan, Denpasar, Tangerang, Bogor, Bandung, Batam, dan Medan,” ungkap Bima.
Lebih lanjut, Bima menegaskan bahwa mimpi besar Indonesia menuju 2045 adalah agar seluruh kota, termasuk 98 anggota APEKSI, memiliki kapasitas fiskal yang semakin kuat dari tahun ke tahun. Efisiensi dalam pengelolaan anggaran menjadi kunci utama dalam mewujudkan hal tersebut.
“Efisiensi bukan hanya soal pemangkasan, tetapi merupakan investasi jangka panjang. Ini menyangkut pembangunan kultur baru, pendekatan baru, dan cara kerja yang lebih efektif. Contohnya, efisiensi anggaran perjalanan dinas telah menurun dari Rp 44 triliun menjadi Rp 34 triliun, serta pengurangan anggaran untuk acara seremonial sebesar Rp 4 triliun,” jelasnya.
Bima juga menyoroti pentingnya mendorong peningkatan pendapatan dan belanja daerah agar uang beredar di daerah dapat meningkat dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Ia turut menyampaikan apresiasi Presiden atas keberhasilan pengendalian inflasi nasional, yang saat ini menjadi salah satu yang terendah di dunia.
“Terakhir, saya mengimbau kepada seluruh kepala daerah untuk memperkuat hubungan dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Bangun stabilitas politik atas dasar kekeluargaan dan sinergi,” pungkasnya.
Sementara itu, Wali Kota Metro Bambang Iman Santoso menyambut baik pelaksanaan Munas VII APEKSI 2025 ini. Ia menilai kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi Kota Metro dalam memperluas jejaring antar daerah, memperkuat kolaborasi, dan bertukar inovasi kebijakan.
Selain agenda musyawarah utama, Munas VII APEKSI 2025 juga dimeriahkan oleh berbagai kegiatan pendukung seperti forum diskusi tematik, pameran produk unggulan daerah, serta pawai budaya yang menampilkan kekayaan seni dan tradisi dari berbagai kota di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Metro turut mengunjungi Indonesia City Expo 2025 yang dilaksanakan di Grand City Surabaya pada 8–10 Mei 2025. Pameran ini menghadirkan booth dari berbagai kota di Indonesia, termasuk Kota Metro yang menampilkan produk unggulan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), serta berbagai produk lainnya. (*/YuBas)